loading…
Cut Nyak Dien resmi dijadikan sebagai Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1962. FOTO/KEMSOS
Dalam sejarah Aceh, ada beberapa tokoh wanita yang menjadi pahlawan bahkan ikut dalam pertempuran. Di antaranya Cut Nyak Meutia, Pocut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cut Nyak Dien.
Kehidupan Awal Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir pada 1848 di Kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI Mukim, Aceh Besar. Ia berasal dari golongan darah biru, dan dikenal sebagai gadis yang cerdas sejak kecil.
Ketika masih berusia 12 tahun, Cut Nyak Dien dijodohkan dengan Teuku Ibrahim Lamnga, putra dari Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XIII.
Riwayat sejarah Aceh mencatatkan bahwa Teuku Ibrahim berjuang melawan kolonial Belanda. Teuku Ibrahim sering kali meninggalkan Cut Nyak Dien dan anaknya karena melakukan tugas mulia yaitu berjuang melawan kolonial Belanda.
Namun tak lama kemudian Teuku Ibrahim Lamnga gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada 1878. Perjuangan Teuku Ibrahim dilanjutkan Cut Nyak Dien bersama suami kedua Teuku Umar.
Perjuangan Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien telah bergerilya selama 20 tahun bersama Teuku Umar. Ia selalu setia dan aktif dalam mendampingi Teuku Umar untuk menjelajahi hutan, berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain dalam menghadapi pertempuran dengan musuh.
Dalam hal ini Cut Nyak Dien berperan sebagai motor penggerak mengantarkan Teuku Umar pada puncak karirnya sebagai pejuang yang tewas oleh peluru Belanda.
Gugurnya Teuku umar tidak membuat semangat Cut Nyak Dien runtuh begitu saja. Ia terus maju ke depan untuk memimpin pasukan. Kurang lebih selama enam tahun dirinya terus berjuang menghadapi kolonial.