China Kesal Didekati Kapal Perang NATO: Provokasi Berkedok Kebebasan Navigasi!

loading…

Kapal perang negara NATO mendekati China dengan melintasi Selat Taiwan. Beijing menganggapnya provokasi berkedok kebebasan navigasi. Foto/Bundeswehr/Carsten Vennemann

BEIJING– Beijing kesal setelah kapal perang Jerman (negara NATO) mendekati wilayah China dengan melintasi Selat Taiwan pada Jumat. Beijing menganggapnya sebagai provokasi berkedok kebebasan bernavigasi.

Selat Taiwan yang sensitif memisahkan China dan Taiwan. Beijing mengeklaim Taiwan sebagai wilayah China yang membangkang, dan dengan demikian mengeklaim selat itu sebagai wilayah kedaulatannya.

Taiwan, yang memerintah sendiri selama puluhan tahun dan saat ini hanya diakui sebagai negara berdaulat oleh 12 negara di dunia, menolak klaim China.

Meskipun mematuhi kebijakan Satu China di atas kertas, di mana pemerintah di Beijing adalah satu-satunya otoritas yang berkuasa atas wilayah China, Amerka Serikat (AS) dan negara NATO lainnya telah selama beberapa dekade mempertahankan hubungan tidak resmi dengan dan mendukung Taipei.

Dalam sebuah posting di X, Kementerian Pertahanan Taiwan pada Jumat mengonfirmasi bahwa sebuah fregat Angkatan Laut Jerman dan sebuah kapal pasokan masing-masing berlayar melalui Selat Taiwan dari utara ke selatan.

Lintasan fregat Baden-Wuerttemberg dan kapal pasokan Frankfurt am Main adalah yang pertama dari jenisnya dalam 22 tahun terakhir.

Juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China Kapten Senior Li Xi mengatakan: “Tindakan pihak Jerman telah meningkatkan risiko keamanan dan mengirimkan sinyal yang salah.”

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menekankan bahwa masalah Taiwan bukan tentang kebebasan navigasi tetapi tentang kedaulatan dan integritas teritorial China.

Menurutnya, Beijing menghormati hak negara lain untuk berlayar di perairan internasional sebagaimana didefinisikan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut. “[Namun] Beijing dengan tegas menentang setiap tindakan provokasi dengan kedok kebebasan navigasi,” katanya, seperti dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri China, Minggu (15/9/2024).

Kedutaan Besar China di Berlin mengklarifikasi bahwa perairan di Selat Taiwan adalah perairan internal, perairan teritorial, zona bersebelahan, dan zona ekonomi eksklusif dari kedua sisi laut China.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan: “Perairan internasional adalah perairan internasional, itu adalah rute terpendek, itu adalah rute teraman mengingat kondisi cuaca. Jadi, kami melewatinya.”

Meskipun China berulang kali memprotes, AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Prancis telah mengirim kapal perang melalui jalur air tersebut pada beberapa kesempatan.

(mas)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *