loading…
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berpotensi bergerak dalam kecenderungan menguat pada sepanjang perdagangan dengan pergerakan indeks akan berada di kisaran 7.183-7.250. Foto/Dok
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, kesimpulan perdagangan sebelumnya, IHSG melanjutkan penguatan tanpa terfokus pada saham -saham Prajogo Pangestu, ini menjadi bukti bahwa window dressing benar ada di tahun ini.
“Bagaimana tidak? Kita melihat bagaimana saham CUAN dan TPIA mengalami suspend, saham BRPT melemah dan BREN tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin,” tulis William dalam analisisnya, Rabu (27/12/2023).
Menurut William, artinya penguatan IHSG disetir oleh saham-saham lain yang berarti window dressing sudah terjadi. “Jumlah saham yang menguat sudah lebih banyak dan mampu mengerek indeks hingga mencapai level yang baru,” katanya.
William memperhatikan, volume perdagangan yang menurun, hal ini jika diartikan secara teknikal maka akan mendatangkan anggapan bahwa pasar sudah jenuh beli, sayangnya hal tersebut belum tentu benar.
“Mengingat kembali bahwa terjadi suspend pada saham-saham movers sebelumnya, seperti CUAN dan TPIA, maka ada kemungkinan dimana nilai transaksi dan volume mengalami penurunan karena masih adanya pemegang saham yang terjebak di dalam saham-saham yang suspend ini,” jelas dia.
Terlepas terlepas adanya penurunan volume perdagangan harian, IHSG tetap masih bisa menguat. “Namun dengan perkiraan bahwa di pekan pendek ini perdagangan akan lebih sepi, maka target penguatan agak terbatas, diperkirakan hingga 7.250 sampai dengan akhir pekan ini,” ungkapnya.
Untuk faktor teknikal, IHSG meneruskan penguatan dengan volume yang berangsur menurun. Kemungkinan penyebabnya ada 2, yaitu mulai berakhirnya tren saham-saham Prajogo Pangestu (dan sebagian mengalami suspend), atau mulai jenuh beli dan ditinggalkan pelaku pasar karena sudah memasuki liburan akhir tahun.