Pengorbanan Ratu Elizabeth sebelum Meninggal, Memaksakan Diri Sapa Publik saat Sakit

loading…

Ratu Elizabeth menyapa publik dari balkon Istana Buckingham sebelum meninggal. Foto/ getty

JAKARTA –Sebelum Ratu Elizabeth meninggal, dia melakukan satu tindakan terakhir di depan publik dari balkon Istana Buckingham. Namun, ada alasan yang memilukan di balik pertemuan itu semua.

Pada perayaan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth yang diadakan di seluruh negeri, sang Ratu tetap tersenyum selama tampil di depan publik. Nyatanya, Ratu Elizabeth dalam kondisi kurang sehat, dia merasa tidak enak badan selama akhir pekan perayaan dan bahkan harus membatalkan beberapa acara.

Pada momen itu, Ratu Elizabeth tidak hadir di Layanan Thanksgiving di Katedral St. Paul, Derby Epsom atau konser Platinum Jubilee, tetapi setelah permohonan terakhir dari Raja Charles – yang saat itu adalah Pangeran Wales – Ratu Elizabeth setuju untuk tampil terakhir kali di balkon Istana Buckingham bersama bangsawan senior lainnya, di puncak pawai yang menandai berakhirnya perayaan.

Ratu Elizabeth juga dikabarkan tidak yakin bisa menghadiri acara di balkon, tetapi Raja Charles sangat ingin dia melakukannya dan hadir. Alasannya, Ratu Elizabeth dapat melihat kasih sayang yang besar yang menunggunya di antara kerumunan orang di bawah.

Para pakar kerajaan berkumpul untuk membahas momen bersejarah tersebut – saat Ratu Elizabeth muncul dan melambaikan tangan kepada publik yang berkumpul untuk melihatnya sambil mengenakan pakaian hijau terang – dalam sebuah dokumenter Channel 5, Secrets of the Royal Palaces.

Seorang pakar kerajaan – penulis Emily Andrews – menjelaskan mengapa momen tersebut sangat berarti bagi mendiang Ratu, raja yang paling lama memerintah di Inggris.

“Dia merasa sudah menjadi kewajibannya untuk datang ke London untuk memberi penghormatan kepada kerumunan orang,” kata pakar tersebut.

“Namun, ini bukan hanya tentang kewajiban, ini tentang Charles yang ingin ratu melihat betapa dia dicintai,” ujarnya.

“Selalu mengutamakan kewajiban di atas rasa sakit pribadi di atas keluarga, di atas pengorbanan pribadi. Kewajiban selalu didahulukan,” tutur dia lagi.

(tdy)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *